Definition List

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, March 28

USRAH KEENAM {7 Safar 1425h/280304}

IMAN

takrif bagi iman = kepercayaan (tasdiq).setiap muslim itu mestlilah;

1) bertasdiq dengan hati
2) berikrar dengan lidah
3) beramal dengan segala rukun

Iman akan tercipta melalui 3 panduan tersebut.Kepercayaan hati,pengakuan lidah
dan beramal dengan segala rukun.

Imam Hassan Al-Basri pernah mengatakan bahawa
"iman itu ialah apa yang teguh di dalam hati dan dilakukan oleh amal"

Mengikut Imam Al-Jarjani,iman itu mengakui dengan hati,iktikad dengan hati
dan ikrar dengan lidah.barangsiapa yang,

* mengucapkan dan beramal tetapi tidak iktikad --> Munafik
* mengucapkan tetapi tidak beramal --> Fasik
* tidak mengucapkan dan tidak beramal --> Kafir

Az-zojjaj menggariskan bahawa "iman itu mematuhi undang-undang Islam,
apa jua yang dibawa nabi Muhammmad,beriktikad dan percaya dalam hati"


RUKUN IMAN

1) beriman kepada Allah

* Percaya akan kewujudan Allah
* Antara bukti kewujudan Allah adalah adanya alam semesta
* Percaya bahawa Allah sentiasa melihat segala perbuatan kita

2) beriman kepada malaikat

10 malaikat yg perlu diketahui oleh setiap muslim;

* Jibrail ( Meyampaikan wahyu)
* Mikail ( Menurunkan rezeki)
* Ridwan ( Menjaga syurga)
* Malik ( Menjaga neraka)
* Mungkar (Menyoal didalam kubur)
* Nangkir (Menyoal didalam kubur)
* Raqib (Catat amalan kebaikan)
* Atid (Catat amalan kejahatan)
* Izrael ( Mencabut nyawa)
* Israfil (Meniup sangkakala)

3) Beriman kepada Rasul

* mengikut dan mempercayai ajaran rasul kerana Rasul adalah utusan Allah.
* 25 rasul yang wajib diketahui oleh muslim;

Adam,Idris,Nuh ,Hud, Saleh,Ibrahim,Luth,Ismail,Ishaq,Ya'qub,Yusuf,
Ayyub,Syuib,Musa,Harun,Zulkifli,Daud,Sulaiman,Ilyas,Ilyasa',Yunus,
Zakaria,Yahya,Isa,Muhammad



4) Beriman kepada kitab

*terdapat 4 kitab yg telah diturunkan kepada rasul-rasul.kitab
itu ialah;

~ taurat - Nabi Musa a.s
~ zabur - Nabi Daud a.s
~ injil - Nabi Isa a.s
~ al-Quran - Nabi Muhammad s.a.w



5) Beriman kepada hari akhirat

* Hari akhirat adalah hari pembalasan
* Manusia dibangkitkan dari kubur
* Hanya org yg beriman sahaja yg tahu betapa sulitnya hari tersebut

6) Beriman kepada Qada' dan Qadar

* Hendaklah beriman kepada qada' dan qadar sama ada yang telah berlalu,
sedang dialami atau bakal berlaku

* Beriman dengan takdir ialah percaya bahawa Allah yang menjaga perjalanan
hamba-hambanya,mengawasi hal ehwalnya dan mentadbir urusan mereka.

* Orang yg beriman akan menerima segalanya dengan aman dan tenteram.


PERKARA-PERKARA YANG MEMBATALKAN IMAN

1) Bertawakal dan bergantung selain dari Allah

* Org Islam berusaha disertai dengan tawakal
* org kafir berusaha tanpa bertawakal

2) Tidak mengakui nikmat zahir dan batin daripada Allah

3) Beramal kerana selain dari Allah

4) Memberi hak yang mutlak kepada yang selain dari Allah dari segi
mengada-adakan hukum syarak

* Allah mewajibkan kita mengikut syariat Islam dan melarang kita mengikut selain daripada itu.
* Kita perlu redha serta memilih kepada hukum-Nya


~sumber rujukan: my buku usrah 01/01-\~

Sunday, March 21

USRAH KELIMA [29 muharram 1425h/210304]

Fiqh Islam

TAHARAH/BERSUCI


Untuk menyempurnakan ibadah seperti solat hendaklah seseorang itu bersuci terlebih dahulu. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya:
“Bersuci adalah anak kunci solat”.

Artinya, apabila seseorang melakukan ibadah seperti solatt tanpa menghilangkan najis atau mengangkat hadasnya, maka tidak sahlah ibadahnya itu atau ibadah itu akan ditolak oleh Allah SWT. Begitu besar dan pentingnya thaharah atau bersuci itu dalam Islam sehingga ia mesti diutamakan oleh seseorang yang hendak mengerjakan ibadah.

Jenis-jenis Air

Sebelum kita membicarakan lebih lanjut tentang bersuci, perlu kiranya kita mengenal jenis-jenis air yang dapat digunakan untuk bersuci, yang disebut dengan air mutlak. Iaitu air yang suci yang juga dapat digunakan untuk mensucikan lainnya, iaitu air yang turun dari langit atau yang keluar dari bumi yang belum dipakai untuk bersuci. Air mutlak ini ada beberapa jenisnya, diantaranya adalah air hujan, air embun, air salju, air laut, air sungai, air mata air, dan air perigi/sumur.


Pembahagian Air

Air juga dibagi kepada empat kategori berhubung dengan tingkat kesuciannya dalam pandangan syariat:


1. Air yang suci yang juga dapat digunakan untuk bersuci, serta mensucikan lainnya dan tidak makruh menggunakannya. Air ini dinamakan air mutlak

2. Air yang suci dan dapat digunakan untuk bersuci, akan tetapi makruh menggunakannya, yaitu air yang dijemur di bawah terik matahari dalam waktu yang lama (sampai 6 bulan) di dalam wadah yang dapat berkarat seperti: besi, timah,dsb. Hal ini hanya berlaku di tempat-tempat yang panasnya sangat terik dan panjang seperti di Timur Tengah. Disamping itu, air yang sangat sejuk juga makruh digunakan.

3. Air yang suci tetapi tidak dapat dipakai untuk bersuci dan tidak dapat mensucikan lainnya, ia disebut air mustakmal. Air ini dapat dipakai seperti untuk minum, membersihkan kotoran-kotoran pada badan, pakaian, dan lainnya.Beberapa contohnya adalah:

a) Air bekas dipakai pada basuhan yang pertama untuk mengangkat hadas, seperti berwudhuk atau mandi, atau untuk menghilangkan najis selama jumlah (volumenya) tidak bertambah sebelum dan sesudah disiram keatas najis hukmiyah. (Lihat perbahasan najis)

b)Air yang berubah setelah bercampur dengan sesuatu yang suci yang larut di dalamnya, seperti air teh, kopi, air mawar, dll.

4. Air mutanajis ialah air yang kena najis atau kemasukan najis sedangkan volumenya kurang dari dua kolah (atau 250 L). Air ini tidak suci sehingga tidak dapat dipakai seperti untuk air minum, dan kalau diminum haram hukumnya dan berdosa orang yang meminumnya. Ia juga tidak dapat mensucikan lainnya dan juga tidak dapat dipakai untuk bersuci. Akan tetapi kalau air mutanajis ini bertambah jumlahnya sampai lebih dari dua kolah atau 250 L, serta warna, bau , dan rasanya tidak berubah, maka ia menjadi air mutlak semula dan boleh dipakai untuk bersuci.


Bersuci itu ada peringkat-peringkatnya

1. Bersuci dari perkara-perkara yang mencemarkan (fudhul) seperti debu, kotoran, daki, bulu/rambut, dll
2. Bersuci dari najis dan hadas
3. Bersuci dari dosa yang dilakukan oleh tujuh anggota badan seperti mata, mulut, telinga, tangan, kaki, hidung, dan kemaluan
4. Bersuci dari sifat-sifat mazmumah
5. Bersuci dari perkara yang melalaikan dari mengingati Allah


Bersuci Dari Perkara Yang Mencemarkan (Fudhul)

Yang dimaksudkan dengan perkara yang mencemarkan (fudhul) ini adalah perkara-perkara yang bukan najis tetapi ia mengotori badan sehingga membuat badan berbau, kotor dan tidak nyaman. Contohnya adalah seperti debu, keringat, daki dll. Hukumnya adalah sunat, yakni apabila dikerjakan karena Allah mendapat pahala, tetapi apabila ditinggalkan tidak berdosa, jadi kedudukannya sebaiknya dikerjakan. Diantara perkara fudhul ini adalah sebagai berikut:

1. Kotoran dan kutu di rambut, kotoran di telinga dan di celah-celah jari kaki dan tangan, kotoran di dalam hidung, daki hasil penumpukan keringat dan debu di seluruh badan. Ini semua dapat dihilangkan dengan cara mandi menggunakan sabun dan syampoo secara teratur dengan memperhatikan celah-celah atau tempat-tempat dimana kotoran ini biasa bertumpuk. Sedangkan kotoran gigi dan ujung lidah dibersihkan dengan istiqamah bersugi atau menggosok gigi. Seperti sebelum mengerjakan solat, sesudah makan, sesudah bangun tidur, dan pada waktu merasa mulut berbau. Rasulullah SAW sangat menganjurkan hal ini dengan sabdanya:

Artinya:
“Sekiranya takkan sangat memberatkan kepada umatku, sungguh akan kusuruh mereka bersugi setiap akan solat”.

2. Bulu ketiak, dan bulu ari-ari dianjurkan untuk dicukur minimal setiap 40 hari sekali, sebab kalau dibiarkan ia dapat menjadi sumber kekotoran yang dapat menimbulkan bau yang kurang sedap. Bagi lelaki rambut kepala danjurkan untuk dicukur, kalau tidak maka dibiarkan panjang tapi dirapikan tanpa menimbulkan kesan seperti wanita.Misai hendaknya diandam dan dipotong ujungnya agar tidak
menutup mulut.

Dan begitu juga kuku jari kaki dan tangan dipotong agar tidak sampai menjadi tempat berkumpulnya kotoran. Cara memotong kuku jari tangan adalah mulai dari jari telunjuk yang kanan terus melingkar ke arah kanan sampai kelingking yang kanan, terus disambung dari kelingking kiri kembali ke ibu jarikiri dan berakhir di ibu jari kanan. Dan untuk memotong kuku jari kaki mulai dari kelingking kanan ke sebelah kiri sampai kelingking sebelah kiri.


Bersuci Dari Najis.

Najis terbahagi kepada tiga kategori

a)najis mukhaffafah
b)mutawasitah
c)mughallazah

Najis mukhaffafah artinya najis ringan, seperti air kencing anak lelaki yang belum makan apa-apa selain dari air susu ibu. Sedangkan najis mughallazah adalah najis berat, seperti daging anjing dan babi dan keturunan dari keduanya atau salah satu dari keduanya. Dan bagian-bagian tubuh lainnya daripada anjing dan babi, seperti bulunya, tulangnya, air liurnya dan najisnya.

Najis mutawasitah pula artinya najis pertengahan. Yang termasuk di dalamnya adalah semua najis kecuali yang tergolong ke dalam najis mukhaffafah dan mughalazah. Seperti segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur manusia dan binatang kecuali air mani, barang cair yang memabukkan, susu haiwan yang dagingnya tidak boleh dimakan seperti harimau, gajah, dll. Selain itu daging bangkai juga tulang dan bulunya, kecuali bangkai manusia, ikan dan belalang, dll.

Najis secara sifatnya dibagi juga kepada dua, yaitu:

Najis ainiyah, ialah najis yang ada wujudnya iaitu ada warna, rasa, dan baunya yang dapat dilihat, dirasa atau dicium.
Najis hukmiyah: ialah najis yang tidak kelihatan wujudnya seperti bekas air kencing atau arak yang sudah kering.

Cara mensucikan barang yang kena najis:

Untuk mensucikan najis mutawasitah, caranya adalah dengan dibuang najisnya terlebih dahulu. dihilangkan dulu warna bau dan rasanya. Kemudian, apabila sudah dicuba dengan berbagai cara namun masih belum hilang bau atau warnanya maka dimaafkan. Setelah itu baru dilalukan air keatasnya seperti disiram, atau dikucurkan air sedikit keatas permukaan tempat yang kena najis kemudian ditaruh kain lap diatasnya sehingga air itu terserap ke dalam kain lap itu. Dengan begitu air tadi telah melalui tempat yang terkena najis itu.

Najis mughallazah pula caranya sama dengan najis mutawasitah tetapi selepas itu ditambahkan dengan enam kali basuhan dengan cara menyirami tempat yang kena najis, yang salah satunya menggunakan air yang sudah dicampur dengan tanah yang suci. Jadi apabila menggunakan air sungai yang telah berwarna kecoklatan karena bercampur dengan lumpur, maka tak perlu lagi mencampurnya dengan tanah. Sedangkan untuk menghilangkan najis mukhaffafah hanya cukup memercikkan air ke seluruh permukaan yang kena najis.

Najis yang dimaafkan:

Najis ini kedudukannya tetap najis, akan tetapi oleh karena satu keadaan maka ia dimaafkan atau tidak wajib disucikan dalam mengerjakan ibadah seperti solat. Tetapi apabila keadaan itu telah berakhir, maka berlakulah keadaan asalnya, iaitu najis.
Contohnya seperti darah nyamuk yang sedikit yang terkena pakaian ketika hendak solat tak perlu dibuang dan solatnya sah. Akan tetapi bila mencuci pakaian tersebut sehingga menyebabkan ia bercampur dengan air yang sedikit, maka air itu menjadi mutanajjis.

Selain dari itu adalah bangkai serangga yang tidak mengalir darahnya yang jatuh tidak sengaja ke dalam air yang sedikit atau kedalam minuman seperti kopi. Maka air atau kopi itu tetap suci dan boleh diminum, akan tetapi terlebih dahulu hendaklah membuang bangkai itu dengan menggunakan alat seperti sendok.

Walau demikian, perlu diingat bahwa bangkai beserta sedikit air yang terbawa dalam sendok itu hukumnya menjadi najis karena ia dipindahkan dengan kesengajaan. Sehingga apabila bangkai itu sudah dibuang dari sendok, maka tinggallah najis hukmiyah pada permukaan sendok. Selanjutnya harus dialirkan air keatasnya agar ia dapat menjadi suci dan dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Diantara najis yang dimaafkan juga adalah debu yang bercampur najis yang sudah kering atau lumpur yang bercampur najis yang sedikit terkena badan atau pakaian kita disebabkan sukar menghindarinya.

Bersuci Dari Hadas

Hadas adalah satu perkara yang mewajibkan seseorang mandi atau berwudhuk untuk mengerjakan ibadah seperti solat, haji, dll. Hadas terbagi kepada dua, iaitu hadas kecil dan hadas besar.

Hadas kecil, yaitu satu perkara yang mewajibkan seorang berwudhuk untuk mengerjakan ibadah seperti solat. Jadi seorang mesti berwudhuk lebih dahulu agar hadasnya terangkat sehingga ibadahnya seperti solat menjadi sah disisi syariat.

WUDHUK
Dalil wajib wudhuk terdapat dalam surah Al-Maidah ayat ke 6

Apakah syarat-syarat berwudhuk?

1. Islam
2.mumayyiz, yaitu dapat membezakan yang baik dari yang buruk
3. Tidak berhadas besar
4. Menggunakan air yang mutlak
5. Tidak ada yang menghalangi air sampai ke anggota wudhuk, seperti cat etc
6. Mengetahui mana yang wajib dan mana yang sunat

Kemudian fardhu wudhuk ada enam perkara:
1. Niat ketika membasuh muka. Bacaan niat ialah:
Artinya:
“Sengaja aku berwudhuk untuk menghilangkan hadas kecil fardhu karena Allah ta’ala”.
2. Membasuh seluruh muka (bermula dari tempat tumbuh rambut kepala hingga ke bawah dagu, dan dari telinga kanan ke telinga kiri)
3. Membasuh kedua tangan sampai siku. Sebaiknya dilebihkan sedikit dari batas siku.
4. Mengusap sebahagian rambut kepala.
5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
6. Tertib (berturut-turut), artinya mendahulukan mana yang harus didahulukan dan mengemudiankan mana yang harus dikemudiankan.

Untuk lebih menyempurnakan wudhuk sangat dianjurkan sekali untuk mengamalkan sunat-sunat berwudhuk, seperti:
1. Membaca basmalah pada waktu hendak berwudhuk
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan
3. Berkumur-kumur
4. Menghirup air ke dalam rongga hidung
5. Mengusap seluruh kepala dengan air
6. Mendahulukan anggota yang kanan dari yang kiri
7. Mengusap kedua telinga luar dan dalamnya
8. Menjadikan bilangan berwudhuk tiga kali
9. Menyela-nyela jari tangan dan kaki
10. Membaca doa sesudah wudhuk sambil menghadap kiblat. Bacaan doanya adalah:

Artinya:
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah dan tidak ada yang menyengutukan bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hambaNya dan UtusanNya. Ya Allah, jadikanlah aku tergolong kedalam golongan orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku tergolong ke dalam golongan orang yang suci, dan jadikanlah aku termasuk golongan orang yang soleh”.

Membaca doa dalam setiap gerakan wudhuk seperti berikut,

Selepas membaca basmalah hendaklah membaca doa berwudhuk:
“Ya Tuhan aku berlindung kepada Engkau daripada syaitan dan aku berlindung kepadaMu agar iblis tidak mendekatiku”.

Kemudian pada waktu hendak membasuh telapak tangan, bacalah doanya sebagai berikut:
Ya tuhan, aku memohon kepadaMu keuntungan dan berkat dan aku berlindung kepadaMu dari celaka dan kebinasaan”.

Pada waktu berkumur-kumur doanya:
“Ya Tuhan berilah aku bantuan untuk selalu membaca kitabMu dan mengingat namaMu”.

Pada waktu menghirup air sampai ke pangkal hidung dibaca doa:
Ya Tuhan hembuskanlah kepadaku bau syurga dalam keredhaanMu”.

Pada menghembuskan air keluar baca doanya:
Ya Tuhan aku berlindung kepadaMu dari bau neraka dan dari masuk ke rumah buruk itu”.

Pada waktu membasuh muka dibaca doanya:
“Ya Tuhan, putihkanlah wajahku dengan cahayaMu, di hari wajah para WaliMu putih bercahaya-cahaya, dan janganlah dihitamkan wajahku degan kabut kegelapan di hari hitam menggelap wajah musuh-musuh Allah”.

Pada waktu membasuh tangan kanan doanya:
“Ya Tuhan, berikanlah kitabMu nanti dari kananku, dan kenakanlah daku perhitungan yang ringan”.

Sedangkan pada waktu membasuh tangan kiri membaca:
Ya Tuhan aku berlindung kepadaMu agar jangan kitabku diberikan dari kiri atau dari belakangku”.

Pada waktu membasuh kepala bacalah doa:
Ya Tuhan liputilah daku dengan rahmatMU, turunkanlan kepadaku berkatMu dan berilah aku naungan di bawah ‘arasyMu pada hari yang tak ada naungan kecuali naunganMu”.

Ketika membasuh telinga baca doa berikut:
Ya Tuhan, jadikanlah daku termasuk orang yang mendengar kata lalu mengikut yang terbaik. Ya Tuhan perdengarkanlah ke telingaku suara pemanggil ke Syurga beserta orang baik-baik”.

Pada waktu menyapu/membasuh kaki kanan kita baca:
Ya Tuhan, tetapkanlah kakiku ketika meniti Shiratal mustaqim pada hari, dimana banyak kaki tergelincir ke Neraka”.

Kemudian ketika membasuh kaki kiri kita baca:
“Ya Tuhan, aku berlindung kepadaMu semoga jangan tergelincir kakiku dari titian Shiratal mustaqim, pada hari dimana tergelincir kaki orang-orang munafik”.

Perkara Yang Membatalkan Wudhuk:

Diantara perkara yang akan membatalkan wudhuk adalah sebagai berikut:

1. Keluar sesuatu dari dua jalan, kubul atau dubur, misalnya buang air kecil atau besar, keluar angin,air mani,mazi dan wadi etc.
2. Hilang akal sebab gila, pengsan, mabuk atau tidur nyenyak
3. Bersentuh kulit antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrimnya dengan tidak memakai tutup (Bukan muhrim ertinya orang yang boleh menikah dengannya).
4. Tersentuh kemaluan (qubul atau dubur) dengan tapak tangan atau jari-jari sebelah dalam (bagian yang putih) walaupun kemaluannya sendiri.



Hadas Besar


Hadas besar adalah perkara yang menyebabkan seseorang wajib mandi junub untuk mengerjakan ibadah seperti solat. Artinya, ibadah-ibadahnya seperti solat itu baru sah jika ia telah mandi junub.

Diantara sebab-sebab yang mewajibkan mandi adalah:
1. Bersetubuh, atau bertemunya dua khitan walaupun tidak keluar mani.
2. Keluar mani
3. Mati yang bukan mati syahid
4. Haid
5. Nifas
6. Wiladah

Fardhu mandi ada tiga:
1. Niat dengan lafaz:

“Sengaja aku mandi wajib untuk mengangkat hadas besar fardhu karena Allah ta’ala”.

2. Menghilangkan najis pada badannya
Menyampaikan air ke seluruh tubuh dari kepala hingga ke hujung kaki. Termasuk lubang dubur sedalam kira-kira sebuku jari, yang juga merupakan anggota badan yang lahir yang mesti dikenakan air.

Agar mandi junub lebih sempurna maka sangat dianjurkan mengerjakan sunat-sunat mandi sebagai berikut:
1. Menghadap kiblat
2. Membaca basmalah pada waktu hendak mandi
3. Berwudhuk sebelum mandi
4. Menggosokkan tangan ke seluruh badan dan dicukupkan tiga kali basuhan
5. Mendahulukan anggota yang kanan
6. Tertib sebagaimana diatas

Perkara-perkara yang mesti dijauhi oleh orang yang berjunub:
1. Mengerjakan solat
2. Mengerjakan thawaf
3. Memegang mushaf Al Quran
4. Membaca kita suci Al Quran
5. Berdiam diri di dalam masjid (I’tikaf)

Bagi wanita yang sedang haid dilarang melakukan perkara-perkara seperti diatas ditambah dengan yang berikut:
1. Bersetubuh atau bersenang-senang dengan apa yang ada diantara pusat dan lutut
2. Berpuasa, yang wajib maupun sunat
3. Bagi para suami dilarang menceraikan istrinya dalam keadaan itu.


Tayammum

Tayammum di segi syarak adalah menggunakan tanah yang bersih/suci seperti debu atau pasir bagi menyapu muka dan tangan untuk mengangkat hadas dengan persyaratan syarak sebagai pengganti wudhuk atau mandi junub.

Syarat-syarat yang membolehkan tayammum:
1. Telah masuk waktu shalat
2. Telah berusaha mencari air tetapi tidak mendapatkannya
3. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit anggota wudhuknya yang dapat memudharatkan bila kena air.
4. Menggunakan debu, pasir atau tanah yang suci

Rukun tayammum ada empat:
1. Niat, dengan lafaz:
“Sengaja aku bertayammum untuk membolehkan mengerjakan shalat karena Allah ta’ala”.
2. Mengusap muka dan dua telapak tangan sampai ke siku cukup sekali dengan debu yang suci
3. Meratakan debu yang suci itu pada seluruh anggota tayammum, iaitu muka dan kedua tangan
4. Tertib melakukannya.

Kemudian sunat-sunat tayammum yang dapat menyempurnakannya adalah:
1. Membaca basmalah
2. Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri
3. Menipiskan debu dengan mengadukan sisi kedua telapak tangan sebelum mengusap anggota tayammum
4. Membaca doa seperti doa sesudah berwudhuk

Disamping itu ada juga perkara-perkara yang membatalkan tayammum, seperti:
1. Semua yang membatalkan wudhuk
2. Melihat air sebelum mengerjakan shalat
3. Murtad, keluar dari Islam.

Perlu diingat bahwa dengan tayammum seseorang hanya boleh mengerjakan satu ibadah yang fardhu saja dan ditambah dengan ibadah yang sunat-sunat.

sumber:qatrunada.com,my buku usrah 2001/02

Sunday, March 14

USRAH KEEMPAT - { 22 muharram 1425h/140304}

Sirah - SAIDATINA SITI KHADIJAH BINTI KHUWAILID

Assalamualaikum warah matullah.Pada minggu ni kita akan sama-sama selami peribadi dan riwayat kisah hidup wanita agung yang juga merupakan isteri pertama Rasulullah s.a.w, saidatina khadijah binti khuwailid.moga kita sama-sama dapat memperolehi manfaat dan menjadikan kisah hidup beliau sebagai motivasi terutamanya kepada para muslimah.


Siapakah khadijah?
Dia adalah Khadijah r.a, seorang wanita janda, bangsawan, hartawan, cantik dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar negeri.

Banyak pemuda Quraisy yang ingin menikahinya dan sanggup membayar mas kawin berapa pun yang dikehendakinya, namun selalu ditolaknya dengan halus kerana tak ada yang berkenan di hatinya.


Bermimpi melihat matahari turun kerumahnya
Pada suatu malam ia bermimpi melihat matahari turun dari langit, masuk ke dalam rumahnya serta memancarkan sinarnya merata kesemua tempat sehingga tiada sebuah rumah di kota Makkah yang luput dari sinarnya.

Mimpi itu diceritakan kepada sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal. Dia seorang lelaki yang berumur lanjut, ahli dalam mentakbirkan mimpi dan ahli tentang sejarah bangsa-bangsa purba. Waraqah juga mempunyai pengetahuan luas dalam agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu.

Waraqah berkata: "Takwil dari mimpimu itu ialah bahwa engkau akan menikah kelak dengan seorang Nabi akhir zaman." "Nabi itu berasal dari negeri mana?" tanya Khadijah bersungguh-sungguh. "Dari kota Makkah ini!" ujar Waraqah singkat. "Dari suku mana?" "Dari suku Quraisy juga." Khadijah bertanya lebih jauh: "Dari keluarga mana?" "Dari keluarga Bani Hasyim, keluarga terhormat," kata Waraqah dengan nada menghibur. Khadijah terdiam sejenak, kemudian tanpa sabar meneruskan pertanyaan terakhir: "Siapakah nama bakal orang agung itu, hai sepupuku?" Orang tua itu mempertegas: "Namanya Muhammad SAW. Dialah bakal suamimu!"

Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.

Lamaran dari khadijah kepada Rasulullah s.a.w
Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu berkata: "Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!" Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tapi tahu harga dirinya, Muhammad SAW berbicara lurus, terus terang, meskipun agak malu-malu tetapi pasti. Katanya: "Kami sekeluarga memerlukan nafkah dari bagianku dalam rombongan niaga. Keluarga kami amat memerlukannya untuk mencarikan jodoh bagi anak saudaranya yang yatim piatu". Kepalanya tertunduk, dan wanita hartawan itu memandangnya dengan penuh ketakjuban. "Oh, itukah....! Muhammad, upah itu sedikit, tidak menghasilkan apa-apa bagimu untuk menutupi keperluan yang engkau maksudkan," kata Khadijah r.a. "Tetapi biarlah, nanti saya sendiri yang mencarikan calon isteri bagimu". Ia berhenti sejenak, meneliti.

Kemudian meneruskan dengan tekanan suara memikat dan mengandung isyarat: "Aku hendak mengawinkanmu dengan seorang wanita bangsawan Arab. Orangnya baik, kaya, diinginkan oleh banyak raja-raja dan pembesar-pembesar Arab dan asing, tetapi ditolaknya. Kepadanyalah aku hendak membawamu". Khadijah tertunduk lalu melanjutkan: "Tetapi sayang, ada aibnya...! Dia dahulu sudah pernah bersuami. Kalau engkau mau, maka dia akan menjadi pengkhidmat dan pengabdi kepadamu".

Pemuda Al-Amiin tidak menjawab. Mereka sama-sama terdiam, sama-sama terpaku dalam pemikirannya masing-masing. Yang satu memerlukan jawapan, yang lainnya tak tahu apa yang mau dijawab. Khadijah r.a tak dapat mengetahui apa yang terpendam di hati pemuda Bani Hasyim itu, pemuda yang terkenal dengan gelaran Al-Amiin (jujur). Pemuda Al-Amiin itupun mungkin belum mengetahui siapa kira-kira calon yang dimaksud oleh Khadijah r.a.

Ia minta izin untuk pulang tanpa sesuatu keputusan yang ditinggalkan. Ia menceritakan kepada Pamannya: "Aku merasa amat tersinggung oleh kata-kata Khadijah r.a. Seolah-olah dia memandang enteng dengan ucapannya ini dan itu "anu dan anu...." Ia mengulangi apa yang dikatakan oleh perempuan kaya itu. 'Atiqah juga marah mendengar berita itu. Dia seorang perempuan yang cepat naik darah kalau pihak yang dinilainya menyinggung kehormatan Bani Hasyim. Katanya: "Muhammad, kalau benar demikian, aku akan mendatanginya".

'Atiqah tiba di rumah Khadijah r.a dan terus menegurnya: "Khadijah, kalau kamu mempunyai harta kekayaan dan kebangsawan, maka kamipun memiliki kemuliaan dan kebangsawanan. Kenapa kamu menghina puteraku, anak saudaraku Muhammad?"

Khadijah r.a terkejut mendengarnya. Tak disangkanya bahwa kata-katanya itu akan dianggap penghinaan. Ia berdiri menyabarkan dan mendamaikan hati 'Atiqah: "Siapakah yang sanggup menghina keturunanmu dan sukumu? Terus terang saja kukatakan kepadamu bahwa dirikulah yang kumaksudkan kepada Muhammad SAW. Kalau ia mau, aku bersedia menikah dengannya; kalau tidak, aku pun berjanji tak akan bersuami hingga mati".

Pernyataan jujur ikhlas dari Khadijah r.a membuat 'Atiqah terdiam. Kedua wanita bangsawan itu sama-sama cerah. Percakapan menjadi serius. "Tapi Khadijah, apakah suara hatimu sudah diketahui oleh sepupumu Waraqah bin Naufal?" tanya 'Atiqah sambil meneruskan: "Kalau belum cobalah meminta persetujuannya." "Ia belum tahu, tapi katakanlah kepada saudaramu, Abu Thalib, supaya mengadakan perjamuan sederhana. Jamuan minum, dimana sepupuku diundang, dan disitulah diadakan majlis lamaran", Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman.

'Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan 'Atiqah dengan Khadijah "Itu bagus sekali", kata Abu Thalib, "tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu."


Khadijah yang cantik
Sebelum diajak bermusyawarah, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya: "Muhammad, kenapa engkau masih belum berfikir mencari isteri?" Muhammad SAW menjawab: "Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada." "Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?" "Siapakah dia?" tanya Muhammad SAW. "Khadijah!" Nafisah berterus terang. "Asalkan engkau bersedia, sempurnalah segalanya. Urusannya serahkan kepadaku!"

Usaha Nafisah berhasil. Ia meninggalkan putera utama Bani Hasyim dan langsung menemui Khadijah r.a, menceritakan kesediaan Muhammad SAW. Setelah Muhammad SAW menerima pemberitahuan dari saudara-saudaranya tentang hasil pertemuan dengan Khadijah r.a, maka baginda tidak keberatan mendapatkan seorang janda yang usianya lima belas tahun lebih tua daripadanya.

Betapa tidak setuju, apakah yang kurang pada Khadijah? Ia wanita bangsawan, cantik, hartawan, budiman. Dan yang utama karena hatinya telah dibukakan Tuhan untuk mencintainya, telah ditakdirkan akan dijodohkan dengannya. Kalau dikatakan janda, biarlah! Ia memang janda umur empat puluh, tapi janda yang masih segar, bertubuh ramping, berkulit putih dan bermata jeli. Maka diadakanlah majlis yang penuh keindahan itu.

Hadir Waraqah bin Naufal dan beberapa orang-orang terkemuka Arab yang sengaja dijemput. Abu Thalib dengan resmi meminang Khadijah r.a kepada saudara sepupunya. Orang tua bijaksana itu setuju. Tetapi dia meminta tempoh untuk berunding dengan wanita yang berkenaan.


Pernikahan Muhammad dengan Khadijah
Khadijah r.a diminta pendapat. Dengan jujur ia berkata kepada Waraqah: "Hai anak sepupuku, betapa aku akan menolak Muhammad SAW padahal ia sangat amanah, memiliki keperibadian yang luhur, kemuliaan dan keturunan bangsawan, lagi pula pertalian kekeluargaannya luas". "Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta", ujar Waraqah. "Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Kuwakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya," demikian Khadijah r.a menyerahkan urusannya.

Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan mas kawin lima ratus dirham. Abu Bakar r.a, yang kelak mendapat sebutan "Ash-Shiddiq", sahabat akrab Muhammad SAW. sejak dari masa kecil, memberikan sumbangan pakaian indah buatan Mesir, yang melambangkan kebangsawaan Quraisy, sebagaimana layaknya dipakai dalam upacara adat istiadat pernikahan agung, apalagi karena yang akan dinikahi adalah seorang hartawan dan bangsawan pula.

Peristiwa pernikahan Muhammad SAW dengan Khadijah r.a berlangsung pada hari Jum'at, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah pamannya bernama 'Amir bin Asad, sedang Waraqah bin Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib sebagai berikut: "Alhamdu Lillaah, segala puji bagi Allah Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma'ad, dari keturunan Mudhar. "Begitupun kita memuji Allah SWT Yang menjadikan kita penjaga rumah-Nya, pengawal Tanah Haram-Nya yang aman sejahtera, dan menjadikan kita hakim terhadap sesama manusia.

"Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscaya ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad SAW, tuan-tuan sudah mengenalinya siapa dia. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan memberikan mas kawin lima ratus dirham yang akan segera dibayarnya dengan tunai dari hartaku sendiri dan saudara-saudaraku.

"Demi Allah SWT, sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya bahwa sesudah ini, yakni di saat-saat mendatang, ia akan memperolehi berita gembira (albasyaarah) serta pengalaman-pengalaman hebat. "Semoga Allah memberkati pernikahan ini". Penyambutan untuk memeriahkan majlis pernikahan itu sangat meriah di rumah mempelai perempuan. Puluhan anak-anak lelaki dan perempuan berdiri berbaris di pintu sebelah kanan di sepanjang lorong yang dilalui oleh mempelai lelaki, mengucapkan salam marhaban kepada mempelai dan menghamburkan harum-haruman kepada para tamu dan pengiring.

Selesai upacara dan tamu-tamu bubar, Khadijah r.a membuka isi hati kepada suaminya dengan ucapan: "Hai Al-Amiin, bergembiralah! Semua harta kekayaan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah, barang-barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas membelanjakannya ke jalan mana yang engkau redhai !"

Itulah sebagaimana Firman Allah SWT yang bermaksud: "Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan". (Adh-Dhuhaa: 8)

Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.


Dijamin Masuk Syurga
Khadijah r.a mendampingi Muhammad SAW. selama dua puluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian. Tahun wafatnya disebut "Tahun Kesedihan" ('Aamul Huzni).

Khadijah r.a adalah orang pertama sekali beriman kepada Rasulullah SAW. ketika wahyu pertama turun dari langit. Tidak ada yang mendahuluinya. Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang disampaikan Jibril 'alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril a.s dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata: "Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah SWT yang menguasai diri Khadijah r.a, engkau ini benar-benar akan menjadi Nabi Pesuruh Allah bagi umat kita. "Allah SWT tidak akan mengecewakanmu. Bukankah engkau orang yang senantiasa berusaha untuk menghubungkan tali persaudaraan? Bukankah engkau selalu berkata benar? Bukankah engkau senantiasa menyantuni anak yatim piatu, menghormati tamu dan mengulurkan bantuan kepada setiap orang yang ditimpa kemalangan dan musibah?"

Khadijah r.a membela suaminya dengan harta dan dirinya di dalam menegakkan kalimah tauhid, serta selalu menghiburnya dalam duka derita yang dialaminya dari gangguan kaumnya yang masih ingkar terhadap kebenaran agama Islam, menangkis segala serangan caci maki yang dilancarkan oleh bangsawan-bangsawan dan hartawan Quraisy. Layaklah kalau Khadijah r.a mendapat keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain yaitu, menerima ucapan salam dari Allah SWT. yang disampaikan oleh malaikat Jibril a.s kepada Rasulullah SAW. disertai salam dari Jibril a.s peribadi untuk disampaikan kepada Khadijah radiallahu 'anha serta dihiburnya dengan syurga.

Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi SAW kepadanya tanpa terbatas. Nabi SAW pernah berkata: "Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW., Maryam binti 'Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir'aun".



Wanita Terbaik
Sanjungan lain yang banyak kali diucapkan Rasulullah SAW. terhadap peribadi Khadijah r.a ialah: "Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbanga, dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain".

Putera-puteri Rasulullah SAW. dari Khadijah r.a sebanyak tujuh orang: tiga lelaki (kesemuanya meninggal di waktu kecil) dan empat wanita. Salah satu dari puterinya bernama Fatimah, dinikahkan dengan Ali bin Abu Thalib, sama-sama sesuku Bani Hasyim. Keturunan dari kedua pasangan inilah yang dianggap sebagai keturunan langsung dari Rasulullah SAW.



Perjuangan Khadijah
Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.

Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira'. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa."

Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, padahal di hadapan kita ada "wanita terbaik di dunia," Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mu'minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat menjadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya.

Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan sebaik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam istananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hidupnya.

Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :"Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan." [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata :"Keshahihannya telah disepakati."]

Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ?

Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu'min yang orang pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita.

Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertama kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat-ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong.

Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata :"Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku." Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a.

Khadijah r.a. berkata :"Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat ini." Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe neguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya. Demikian hendaknya wanita ideal.

Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :"Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :"Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari Tuhanmu." Maka Khadijah r.a. menjawab :"Allah yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan)."

Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da'wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolongnya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolong- nya dengan jiwa dan hartanya.

Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia." [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118]

Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :"Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :"Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan." [Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539]

rujukan:Tokoh-tokoh Wanita di Sekitar Rasulullah SAW karangan Muhammad Ibrahim Saliim


SITI KHADIJAH - In Team


Siti khadijah...serikandi sejati

Kaulah lambang cinta sejati
serikandi pertama tika Islam bermula
hatimu menyalakan keyakinan
hartamu membuktikan pengorbanan

Rasul keseorangan engkaulah teman
dia tersisih engkau memilihnya
dia terbuang engkau menyayanginya
kerna iman kau sanggup berjuang

ohh..siti khadijah namamu indah
kudwah hasanah tauladan ummah
tika rasul terpinggir engkaulah insan terhampir

siti khadijah mujahidah solehah
Agung jasamu dipersada sejarah
pemergian mu ditangisi nabi
hingga kini tiada pengganti

sunyi jalan menuju Allah
menggamit hati mencari teman
indah jalan menuju Allah
jika teman seperti Khadijah masih ada lagi...










Saturday, March 6

usrah ketiga - sabtu 060304/ 14 muharram 1425h

assalamualaikum.atas permintaan ahli usrah,pada kali ini kita akan membincangkan satu topik akhlak yang mana menyentuh tentang pembersihan jiwa.sebelum tu,nak ambil kesempatan ni utk ucapkan tahniah dan terima kasih sgt2 kepada semua ahli usrah kerana telah memberikan kerjasama yg sepenuhnya dlm modul "solat dgn lebih sempurna" pada minggu lepas.alhamdulillah,modul tersebut boleh dikatakan telah berjaya mencapai matlamat dari segi pengisian,kefahaman dan penerangan.cuma masa kot lewat sket.tu saye mintak maaf.byk soalan pulak ari tu,tp tkpe la kan.kongsi-kongsi ilmu.:) berbalik kepada pengisian pada minggu ini.

TAZKIYATUN NAFS - pembersihan jiwa

Lazimnya umat Islam mampu utk melakukan penyucian jasmani setiap hari namun gagal utk menyucikan rohaniah dan jiwa mereka dalam satu jangka tempoh yang agak lama.Sebagai seorang mukmin,pembersihan jiwa adalah penting dalam kehidupan seharian kerana kita selaku hamba-Nya yang lemah acapkali melakukan kesilapan dan maksiat sama ada dalam sedar atau tidak disengajakan.Melalui pembersihan jiwa ini,kita dapat menginsafi segala kesilapan yang telah dilakukan,berazam utk menjadi seorang mukmin yang lebih baik dan seterusnya mengamalkan 'amal makruf wa nahi mungkar'.

Imam Ghazali telah menenaraikan 4 bahagian yang menjadi asas kepada akhlak yang mulia.

1) Bijaksana - iaitu bagi seorang hamba Allah adalah puncak dalam membezakan perkara yang baik
dan buruk.

2) Berani - iaitu bilamana seseorang dapat menahan diri dari terus melakukan sesuatu yang buruk

3) Adil - iaitu kekuatan dalam jiwa yang dapat mengatasi sifat marah dan apa jua kemahuan
syahwat yang ada didalam diri.
- membimbing syahwat kepada kebijaksanaan.

4) Tazkiyatunnafs - menahan kemahuan syahwat dengan mendidik supaya tunduk dengan petunjuk akal
dan petunjuk wahyu.

Justeru,dengan menegakkan 4 asas ini,in sya Allah akhlak mahmudah yang lain dapat dimiliki oleh individu muslim itu.

Memandangkan betapa besarnya kepentingan tazkiyatunnafs dalam kehidupan,maka timbullah persoalan iaitu ;

Bagaimanakah cara untuk membersihkan jiwa?

1) Jihad dengan tadribat (latihan)

Dalam setiap latihan,sertakan dengan jihad dan kesungguhan.antara cara yang boleh dilakukan sebagai permulaan adalah dengan memaksa diri untuk berubah.Namun harus diingatkan disini,proses perubahan ini perlu diniatkan hanya kerana Allah dan bukanlah bertujuan untuk membanggakan diri.Riya','ujub dan takabbur perlu dijauhi sepenuhnya kerana amalan yang dibayangi dengan unsur-unsur ini akan terbatal.

2) Menempuh jalan yang berlainan dengan kehendak nafsu dan jiwa

Ini merupakan antara jihad terbesar bagi seseorang mukmin itu iaitu jihad melawan nafsu.Manusia telah dikurniakan akal dan nafsu dalam menjalani kehidupan.Seringkali akal tunduk kepada tuntutan nafsu kerana kurangnya iman dan amal.
Menurut Imam ghazali dalam kitab al-ihya' ulumuddin,hati nurani disebut sebagai nafsu.Ia adalah jiwa manusia yang disifati dengan pelbagai sifat yang berbeza sesuai dengan perubahan keadaannya. 3 kategori nafsu manusia adalah;

a) nafsu mutmainnah-tiada rasa utk membuat perkara mungkar dan terpelihara dari penyakit-penyakit hati.
b) nafsu lawwamah - punya pertentangan antara membuat perkara yang baik dan keji
c) nafsu amarah - nafsu yang berkehendak dlm melakukan perbuatan yang keji.

oleh itu,mengikut jalan yang berlainan dengan tuntutan nafsu ini bermaksud melawan tuntutan nafsu amarah yang sering mengajak manusia kearah kejahatan.

3) Jihad dan Pengorbanan

Jihad seringkali dikaitkan dengan pengorbanan.ianya umpama dua elemen yang tidak dapat dipisahkan.pengorbanan disini lebih dititik beratkan kepada mengorbanan kesenangan dan keseronokkan 'dunia' dalam meraih kesejahteraan abadi di akhirat.di sini saya petik sebahagian dari nasyid kumpulan nada murni yang boleh dijadikan iktibar;

berjuang tak pernah senang
ombak derita tiada henti
tenang tegar silih berganti
inilah sunah orang berjuang

berjuang memang pahit
kerana syurga itu manis
bukan sedikit mahar yang perlu dibayar
bukan sedikit pedih yang ditagih

berjuang ertinya terkorban
rela terhina kerna kebenaran
antara dua pasti terjadi
tunggulah syahid atau menang



4) Yakin dengan pertolongan Allah

Setiap mukmin perlu meyakini bahawa janji Allah adalah benar.Justeru,kita perlu yakin dengan pertolongan Allah.munajat dan panjatkan doa kepada-Nya dengan penuh azam dan harapan yang seterusnya diiringi dengan usaha dan tawakkal.Banyakkan membaca Al-quran kerana hanya dengan mengingati Allah,jiwa akan menjadi tenang.

5) Dampingi orang yang soleh

Dengan mendampingi insan-insan seperti ini,kita akan lebih mudah menerima sebarang teguran yang mampu membina sahsiah yang tinggi .kita juga dapat menimba ilmu agama dari pelbagai aspek selain dapat melakukan ibadah dengan lebih sempurna dengan berkat tunjuk ajar dari mereka

6) Menghadiri majlis-majlis ilmu

Tidak dapat dinafikan lagi,dengan menghadiri majlis-majlis ilmu,kita dapat membersihkan jiwa kerana didalam majlis-majlis ilmu terdapat tazkirah dan ilmu pengetahuan yang merangkumi pelbagai aspek kehidupan seseorang muslim.
Selain itu,telah dijanjikan kepada mereka yang pergi ke majlis-majlis ilmu kerana Allah pelbagai balasan yang baik.antara sebahagian dari hadith Rasulullah s.a.w " Barangsiapa yang keluar ke jalan Allah,maka dipermudahkan kepadanya jalan ke syurga..." (ila akhiril ayah).


kesimpulan = diharapkan kita sama-sama dapat mengambil iktibar.kalau boleh kita mandi setiap hari,kalau boleh kita gosok gigi 3 kali sehari,kalau boleh kita cuci muke dengan pelbagai pencuci muka....kenapa tidak kita sucikan hati yang merupakan anggota yang begitu penting sekali dalam menentukan 'stage' amalan kita.sama-samalah kita berdoa agar hati kita sentiasa dibuka dalam menerima hidayah-Nya.amin.wallhua'lam